Peneliti Indonesia Harus Mampu Bersaing di Tingkat Global

Peneliti Indonesia Harus Mampu Bersaing di Tingkat Global - JPNN.com
International Conference on Industrial Technology (ICONIT) digelar selama dua hari, 11-12 September, di Balikpapan. Foto: Istimewa for JPNN.com
 Berbagai temuan dari para peneliti Indonesia selama ini banyak yang membanggakan. Sayangnya temuan-temuan tersebut kurang bisa dioptimalkan baik di dalam negeri apalagi di luar negeri.
Untuk memberikan jalan bagi para peneliti dalam mempublikasikan karyanya, Research Synergy Foundation (RSF) kembali menyelenggarakan International Conference on Industrial Technology (ICONIT).
Bekerja sama dengan Institut Teknologi Kalimantan (ITK), konferensi internasional pun digelar selama dua hari, 11-12 September, di Balikpapan.
    Pendiri Research Synergy Foundation Hendrati Dwi Mulyaningsih menuturkan, tujuan konferensi ini untuk meningkatkan publikasi international bagi para peneliti Indonesia khususnya mahasiswa maupun dosen dari ITK.
    "Ekosistem bagi para peneliti mempublikasikan karya amatlah penting. Dan itu yang harus kita bangun bersama," ujar Hendrati melalui siaran pers, Kamis (12/9).
    ICONIT sendiri, lanjut Hendrati, dipartisipasi oleh peneliti, pelajar, dosen, maupun professional yang berasal dari Indonesia, Ghana, Italia, Mesir, dan Taiwan. Dengan berbagai kalangan peneliti dari luar negeri yang didatangkan, diharapkan para peneliti di Indonesia bisa mendapat ilmu baru untuk mempu bersaing secara global


      Sementara itu, Rektor ITK Budi Santosa mengatakan, melalui konferensi ini banyak peneliti bisa membagikan temuan penelitian, pengalaman, serta pemikiran untuk membangun sistem informasi yang dapat mendorong bisnis.
      "Hal ini baik dilakukan dengan memperoleh transparansi tentang masa pakai produk dan memahami apa yang mendorong kualitas produksi dalam meningkatkan keefektivitasan peralatan secara keseluruhan," ujarnya.

      Sumber: https://www.jpnn.com/news/peneliti-indonesia-harus-mampu-bersaing-di-tingkat-global
      Share:

      Kurikulum Pendidikan tak Sesuai Jenis Pekerjaan Baru

      Kurikulum Pendidikan tak Sesuai Jenis Pekerjaan Baru - JPNN.com
      Mahasiswi. Ilustrasi Foto: Soetomo Samsu/JPNN.com
      Beragamnya standarisasi dan sertifikasi justru akan menghambat upaya membangun SDM unggul untuk Indonesia maju. Karena itu perlu disinergikan agar jangan sampai keberadaan badan standardisasi justru membingungkan masyarakat.
      "Saat ini kita punya Badan Standarisasi Nasional (BSN) yang dikenal dengan keluaran SNI untuk produk barang. Di sisi lain UU Sisdiknas memberikan amanat kepada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk menetapkan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Nah ini sebaiknya disinergikan untuk percepatan SDM Indonesia unggul," tutur Ketua Masyarakat Standarisasi (Mastan) Supandi dalam diskusi yang digelar Forum Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
      Anggota BSNP Waras Kamdi mengatakan, salah satu kewenangan mereka adalah menetapkan standar kompetensi lulusan. Baik untuk pendidikan formal (sekolah) maupun non formal melalui satuan pendidikan lembaga kursus dan pelatihan (LKP).


        UU Sisdiknas mengamanatkan lulusan lembaga kursus dan pelatihan dikembangkan melalui sertifikasi dan akreditasi maka dibentuklah LSK.
        "LSK yang melaksanakan sertifikat kompetensi kepada peserta didik dan masyarakat sebagai pengakuan terhadap Kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi," terangnya.
        Dia melanjutkan, peserta didik harus memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, berkolaborasi dan berkomunikasi. Kemampuan ini menjadi ruh dalam setiap proses pembelajaran agar peserta didik memiliki kecakapan dalam menyelesaikan masalah.
          Untuk memberikan kemampuan tersebut, tidak bisa diterapkan dalam materi kurikulum pembelajaran. “Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan proses pembiasaan dan mendekatkan proses pembelajaran pada realitas,” ujar Waras.
          Menurutnya, ketika anak atau siswa belajar pada realitas kehidupan, mereka akan menyadari problem dan persoalan di masyarakat. Dari persoalan-persoalan mereka menemukan alternatif penyelesaian dan peluang untuk menjadi pilihan hidup atau profesi yang mereka tentukan.

          Sumber: https://www.jpnn.com/news/kurikulum-pendidikan-tak-sesuai-jenis-pekerjaan-baru
          Share:

          Alhamdulillah, Siswa di Papua dan Papua Barat Sudah Sekolah Lagi

          Alhamdulillah, Siswa di Papua dan Papua Barat Sudah Sekolah Lagi - JPNN.com
           Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, para siswa yang terkena dampak kerusuhan sosial di Papua dan Papua Barat sudah kembali ke rumah masing-masing. Mereka melakukan aktivitas belajar di sekolah asal.
          “Hasil evaluasi dari rapat yang membahas mengenai pascakerusuhan sosial di Papua dan Papua Barat yang mengakibatkan beberapa siswa mengungsi, sekarang sudah tertangani, dengan dikembalikannya siswa-siswa tersebut ke sekolah asalnya,” tutur Menteri Muhadjir, Senin (16/9).
          Usai kembali ke sekolah masing-masing, lanjutnya, sangat penting untuk memperkuat pendidikan karakter di sekolah.


            Penguatan karakter tersebut untuk meningkatkan tumbuhnya rasa nasionalisme dan semangat bela negara siswa.
            Dia mengemukakan terdapat lima karakter utama dalam penanaman dan penguatan karakter, yakni religiusitas, nasionalisme, integritas, kemandirian dan gotong-royong.
            “Penanaman semangat nasionalisme merupakan yang utama untuk permasalahan konflik yang sekarang sedang dihadapi,” ujarnya.


              Masing masing daerah, kata Muhadjir, memiliki titik tekan sendiri dari lima karakter tersebut. Seperti religiusitas itu bukan hanya pelaksanaan beragamanya yang baik, tetapi juga toleransi seperti siap menerima perbedaan, keyakinan, dan lainnya. (esy/jpnn)

              Sumber: https://www.jpnn.com/news/alhamdulillah-siswa-di-papua-dan-papua-barat-sudah-sekolah-lagi
              Share:

              Program Digitalisasi Sekolah, Kemendikbud Gelontorkan Rp 3,176 M

              Program Digitalisasi Sekolah, Kemendikbud Gelontorkan Rp 3,176 M - JPNN.com
              Kemendikbud meluncurkan program Digitalisasi Sekolah untuk wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Peluncuran perdana program ini akan dilakukan Mendikbud Muhadjir Effendy di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (18/9).
              “Digitalisasi Sekolah merupakan terobosan baru di dunia pendidikan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dalam berbagai aspek pengajaran,” kata Menteri Muhadjir di Kantor Kemendikbud, Selasa (17/9).
              Kelebihan sistem ini mempermudah proses belajar mengajar karena siswa bisa mengakses semua bahan ajar ataupun bahan ujian dalam satu jaringan.
                “Sarana pembelajaran TIK yang diberikan berupa PC, laptop, LCD, router, dan eksternal hard disk. Sekolah yang akan menerima sarana pembelajaran tersebut di Kabupaten Natuna sebanyak 38 unit sekolah, terdiri dari 25 SD, 9 SMP, 3 SMA, dan 1 SMK. Sarana pembelajaran TIK ini bertujuan untuk mempermudah sekolah melaksanakan program Digitalisasi Sekolah,” jelas Menteri Muhadjir.
                Sedangkan untuk komputer tablet akan diberikan kepada 1.142 siswa, terdiri dari 508 siswa SD, 303 siswa SMP, 228 siswa SMA, dan 103 siswa SMK.
                Komputer tablet tersebut telah dipasangkan aplikasi rumah belajar yang menyediakan delapan fitur utama, yakni sumber belajar, buku sekolah elektronik, bank soal, laboratorium maya, peta budaya, wahana jelajah angkasa, pengembangan keprofesian berkelanjutan, dan kelas maya.
                  “Mengingat letak geografis sekolah sasaran dan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, maka pemberian sarana pembelajaran TIK dan tablet akan diberikan kepada 18 sekolah dan 590 siswa. 20 sekolah dan 552 siswa yang terkendala faktor geografis dan cuaca akan tetap diberikan bantuan digitalisasi sekolah,” tuturnya.
                  Digitalisasi Sekolah merupakan implementasi dari new learning, yang disiapkan untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Karakteristik new learning tersebut adalah student centered, multimedia, collaborative work, information exchange, dan critical thinking and informed decision making.

                  Sumber: https://www.jpnn.com/news/program-digitalisasi-sekolah-kemendikbud-gelontorkan-rp-3176-m
                  Share:

                  Kemendikbud Pamerkan Rumah Belajar di GESS Indonesia 2019

                  Kemendikbud Pamerkan Rumah Belajar di GESS Indonesia 2019 - JPNN.com
                  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengapresiasi penyelenggaraan Global Educational Supplies & Solutions (GESS) Indonesia 2019 yang dimulai Rabu (18/9) di Jakarta Convention Center (JCC). Pameran dan konferensi terbesar di Asia Tenggara ini direncanakan berlangsung hingga 20 September 2019.
                  "Kemendikbud menyambut baik kehadiran GESS Indonesia 2019 karena acara ini membantu langkah pemerintah memperbaiki kualitas tenaga pendidik di Indonesia, yang akan berdampak pada peningkatan kualitas SDM Indonesia. Kami berharap akan muncul lebih banyak lagi kegiatan serupa GESS Indonesia ini di masa akan datang,” ujar Ananto Kusuma Seta, staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kemendikbud di JCC, Rabu (18/9).
                  Dalam even GESS, Kemendikbud secara resmi meluncurkan versi terbaru dari aplikasi belajar gratis yang diberi nama Rumah Belajar.


                    Rumah Belajar merupakan portal pembelajaran yang menyediakan bahan belajar serta fasilitas komunikasi mendukung interaksi antar komunitas.
                    Ananto mengatakan, Rumah Belajar hadir sebagai bentuk inovasi pembelajaran di era industri 4.0 yang bisa dimanfaatkan siswa dan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) sederajat.
                    “Dengan menggunakan Rumah Belajar, kita bisa belajar di mana saja, kapan saja dengan siapa saja," ujar Ananto.

                    Pada kesempatan sama, Managing Director Tarsus Indonesia Tri Turturi menyatakan, GESS kembali hadir di Indonesia untuk berbagi wawasan mengenai tren pendidikan terkini di dunia, dengan menghadirkan ratusan produk inovatif penunjang pendidikan yang berasal dari 15 negara. Di mana 50 persen dari produk-produk tersebut berasal dari luar Indonesia.

                    “Kami mengundang para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam dunia pendidikan di Indonesia untuk menghadiri gelaran GESS Indonesia 2019,“ kata Tri Turturi.

                    Sumber: https://www.jpnn.com/news/kemendikbud-pamerkan-rumah-belajar-di-gess-indonesia-2019
                    Share:

                    Kemenristekdikti: 96 Perguruan Tinggi Raih Akreditasi A

                    Kemenristekdikti: 96 Perguruan Tinggi Raih Akreditasi A - JPNN.com
                    Menristekdikti Mohamad Nasir menargetkan lahir banyak atlet nasional dari ajang Pomnas. Foto: Mesya/JPNN.com
                    Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkapkan, saat ini sudah ada 96 perguruan tinggi di Indonesia yang telah meraih akreditasi A. Sebanyak 13 di antaranya merupakan perguruan tinggi swasta di Jakarta.
                    “Saya mendorong perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitasnya, baik swasta maupun negeri. Hal ini merespon tantangan dan peran perguruan tinggi dalam menghadapi era industri 4.0,” kata Menteri Nasir saat menghadiri Wisuda dan Dies Natalis Univeristas Nasional ke-70 di Jakarta Convention Center, Minggu (22/9).
                    Dia menyebutkan, dibandingkan awal masa pemerintahannya terjadi lompatan jumlah perguruan tinggi di Indonesia yang telah meraih akreditasi A.
                    Dia berharap kampus bisa menjadi penggerak inovasi membangun negeri, dan SDM dan IPTEK yang dihasilkan akan menjadi kekayaan yang tidak ternilai menjadi modal bangsa dalam percaturan global di era industri 4.0.
                    Rektor Universitas Nasional El Amry Bermawi Putera menyebutkan Universitas Nasional terus memacu agar lulusan siap menghadapi percepatan dan pengusaan teknologi informasi berbasis online demi menyongsong revolusi industri 4.0. Dia menuturkan pendekatan digital diterapkan di universitas berupa sistem tata kelola perguruan tinggi berbasis online mulai tahap input, proses, output, outcomes, dan impact.
                    “Tata kelola Universitas Nasional saat ini sudah mencapai 80 persen berbasis online, 20 persen sisanya sedang dalam proses pengerjaan dengan target capaian pada tahun akademik 2019/2020. Dengan kata lain pada titik itu, Universitas Nasional akan menjadi kampus yang berkategori cyber university atau smart campus,” tutur dia.
                      Amry menambahkan aktivitas perkuliahan dan learning management system juga pembelajaran dan penelitian telah dibantu dengan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK). Berbagai inovasi dilakukan dalam bidang pembelajaran dua mata kuliah wajib universitas dan desain ulang kurikulum. Ia menyebutkan hal ini dilakukan demi melahirkan lulusan berkualitas, terampil dan mampu beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0. (esy/jpnn)

                      Sumber: https://www.jpnn.com/news/kemenristekdikti-96-perguruan-tinggi-raih-akreditasi-a
                      Share:

                      Mendikbud: FLS2N Dorong Penguatan Pendidikan Karakter

                      Mendikbud: FLS2N Dorong Penguatan Pendidikan Karakter - JPNN.com


                      Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2019 resmi ditutup. Perhelatan tahunan yang menampilkan kompetensi siswa di bidang seni pertunjukkan dan seni penciptaan ini berlangsung di dua lokasi, yakni, Provinsi Lampung untuk perlombaan jenjang SMA, SMK, dan Pendidikan Khusus. Sedangkan jenjang SD dan SMP di Kota Tangerang.
                      Dalam FLS2N 2019, tampil sebagai juara umum DKI Jakarta yang berhasil merebut delapan medali emas dari ajang perlombaan di jenjang pendidikan dasar hingga menengah. Sementara itu, posisi kedua diraih Provinsi Bali dengan perolehan tujuh medali emas, dan Riau di posisi ketiga dengan memboyong lima medali emas.
                      Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy memberikan apresiasi terhadap hasil karya peserta lomba yang penuh kreativitas.


                        "Saya kagum dengan hasil karya anak-anak kita, contohnya, saya lihat tadi di desain grafis, hasil karyanya sudah di atas rata-rata ukuran anak SMP, kreatif semua,” ujar Mendikbud Muhadjir Effendy saat menutup FLS2N jenjang pendidikan SD dan SMP, Jumat (20/9).
                        Sebagai kompetisi di bidang seni, kata Menteri Muhadjir, FLS2N dapat mendorong penguatan pendidikan karakter bagi perkembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Penguatan ini meliputi tiga sumber karakter, yaitu logika, estetika, dan etika.
                        "Saya berharap dengan ajang ini bisa memberikan sumbangan berarti bagi penguatan pendidikan karakter kita, anak yang pintar dan cerdas, punya kemampuan cukup dan hebat sangat penting, tetapi semua tidak ada artinya kalau tidak ada karakter yang baik. Yang harus ditekankan adalah pendidikan karakternya baik logika, etika dan estetika," terangnya.


                          Sementara itu, Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Ditjen Dikdasmen Kemendikbud Khamim mengatakan, penyelenggaraan FLS2N menjadi ajang ekspresi bagi kecintaan siswa akan kesenian dan kebudayaan bangsa Indonesia.
                          "FLS2N ini menjadi ajang berkreasi, berkarya, dan berprestasi, serta bisa dijadikan ajang ekspresi kecintaan terhadap budaya bangsa dan pengembangan pendidikan karakter," ujar Khamim.

                          Sumber: https://www.jpnn.com/news/mendikbud-fls2n-dorong-penguatan-pendidikan-karakter
                          Share:

                          Arsip Blog

                          Recent Posts